Sekantong Jeruk Pengikat Hati

Hari itu, pada papan kegiatan bulan Januariku, tidak ada agenda yang banyak menyita waktu dan tenaga, hanya terdapat satu kegiatan insidental. Pagi-pagi benar saya meluncur ke tempat kegiatan untuk mengikutinya sampai selesai di siang harinya.
Usai acara, saya pun berencana untuk berkunjung dan bersilaturahim ke rumah salah satu keluarga yang begitu akrab denganku, hingga saking akrabnya seolah menjadi bagian dari keluarga sendiri, keluarga baru saya di daerah Bogor, ialah keluarga bapak Ubaid. Ini adalah silaturahim saya yang pertama setelah keluarga tersebut pindah rumah dari alamat sebelumnya yang sering saya kunjungi.
Saya sendiri bisa dibilang nihil tentang alamat baru keluarga baru saya tersebut, untunglah, saya masih menyimpan satu sms dari anak keluarga tersebut yang sudah saya anggap adik sendiri yang berisi tentang informasi kepindahan mereka. Itulah sms terakhir sebelum nomornya diganti, sehingga ketika saya hubungi, nomor tersebut tidak pernah aktif lagi.
Bismillah, saya langkahkan kaki menuju alamat yang tercantum sms, yaitu belakang SDN Muara Beres Rt 04 / 03. tidak mudah memang mencari rumah yang hanya bermodal Rt / Rw saja. Setelah berkeliling dengan sedikit usaha (sudah tentu atas pertolonga Allah), rumah yang saya tuju dapat saya temukan.
Waktu itu, ketika saya bertanya kepada seseorang tentang letak Rt / Rw yang saya cari – ternyata yang benar adalah Rt 03 / Rw 04, ralat orang tersebut – muncul anak kecil dari rumah – yang tidak jauh tempat saya bertanya – seraya berteriak memanggil-manggil nama saya : “kakak…. Ka’ Sodikin….” Seketika itu pula, saya pun menoleh ke arah sumber suara. Ah.. ternyata itu suara Siti, nama anak dari keluarga yang saya cari.
Betapa gembira dan bahagaianya keluargaku melihat saya datang berkunjung. Betapa tidak, sejak kepindahan mereka, sekitar 6 bulan yang lalu, saya belum sempat berkunjung. Saking lamanya saya pun tidak lupa untuk selalu membawa sekedar oleh-oleh buat adik-adikku yang tercinta, sekantong jeruk sebagai penyambung silaturahim.
Hal ini mengingatkan saya pada sebuah hadits nabi yang berbunyi : “Tahaadduu tahaabbuu” (saling memberi hadiahlah kalian, maka kalian akan saling mencintai). Ya.. begitulah kurang lebih terjemah bebasnya.
Tepat sekali apa yang disabdakan Rosulullah, ini selalu terbukti, ketika ba’da maghrib, saya hendak berpamitan untuk melanjutkan perjalanan, karena ada beberapa agenda yang harus saya selesaikan malam itu juga. Lagi-lagi, keluargaku meminta saya untuk menginap saja, tidak usah terburu-buru pulang, apalagi ketika setelah kedatangan saya, ibu dan adik-adik saya yang perempuan, ramai-ramai sibuk di dapur, menyiapkan makan dan keperluan buat saya. Akhirnya, dengan berat hati, saya segera melangkahkan kaki meninggalkan satu keluarga yang sangat menyayangi dan selalu merindukanku.
Betigulah, dengan sekantong hadiah, kita bisa menyambung keakraban dan silaturahim yang sudah lama terputus. Bagaimana jika kita semakin sering memberikan sesuatu kepada orang lain? Sudah pasti rasa persaudaraan akan semakin kuat. Semua orang akan menjadi saudara kita, dan semua keluarga bisa menjadi keluarga kita. (By : Sodikin)

0 komentar:

Posting Komentar

    siapa pun Anda.. 
    mari baca Alqur'an
    hormati dan cintai orang yang lebih tua
    dan mohonlah restu darinya..
    optimislah dengan masa depan Anda
    dan cobalah tersenyum jika ujian datang menghadang
     setelah berusaha.. iringilah doa kepadaNya
    untuk kemudahan menggapai impian

Video Gallery