Cerpen By : Tsabitah
Siti Azzahra kls 5 Madinah
Kelas empat
lalu, aku dan ketiga temanku punya kenangan yang sangat… banyak.., sampai tidak
bisa terhitung. Ketiga temanku bernama Nida, Tiara dan Iklima, kalau Iklima
biasanya dipanggil Kima. Kita berempat pernah mengalami kejadian yang sangat
lucu..,
waktu itu aku
dan Nida sedang membaca buku di perpustakaan, tiba-tiba Tiara dan Kima datang
dengan tergesa-gesa dan dengan nafas yang terengah-engah sambil berkata..
“Bit, Nid,
jangan kasih tau ya kalau kita berdua ngumpet disini..” Kata Tiara dan Kima
sambil mengumpat di belakang pintu.
Tidak lama,
teman laki-laki sekelas ku, Jimmi dan Rauzan datang ke perpustakaan dan bertanya
sama aku dan Nida..
“Eh Nida,
kamu liat Tiara sama Iklima gak?” Tanya mereka berdua.
Karena Tiara
dan Iklima bilang jangan memberi tau kalau mereka mengumpat di sini, akhirnya
kita tidak memberi tau.
“Tadi mereka
kayaknya ke arah sana deh, soalnya disini gak ada..” jawabku dan Nida.
“Oh,
yaudah..” jawab Jimmi dan Rauzan.
Setelah Jimmi
dan Rauzan keluar dari perpustakaan. Tiara dan Iklima langsung menghampiri aku
dan Nida.
“Aduuhh,
makasih ya, udang gak kasih tau mereka kalau kita ngumpat disini..” Kata Tiara.
“Emangnya
kalian kenapa? Kok kalian dikejar-kejar Jimmi sama Rauzan?” Tanya ku.
“Tadi kita
lagi main, gak sengaja nyenggol meja Jimmi sama Rauzan, kan mereka berdua lagi
gambar, gara-gara kesenggol kita, gambarnya ke coret. Eh, dianya kesel deh..”
Jelas Iklima.
“Ohh, begitu,
terus nanti kalau kamu ke kelas gimana?” Tanya Nida.
“Yaa, paling
ampun-ampun..” Jawab Tiara.
Tidak lama
Jimmi dan Rauzan balik lagi ke perpustakaan, sedangkan kita berempat belum
keluar dari perpustakaan,
tiba-tiba..
“Haaa, kalian
ketauan..!” Ujar Jimmi dan Rauzan.
“Aa! Iih,
kalian berdua bikin kaget aja sih..” Kata Nida dan Iklima. “Iya nih, bikin
kaget aja..” Lanjut Tiara.
“Yaudahlah
biarin. Eh, Tiara, Iklima, gimana tuh gambar aku sama Rauzan? Itukan udah pake
spidol, gak bisa ilang, gimana dong??” Tanya Jimmi.
“ya.., maaf,
terus gimana? Orang udah kecoret..” Jawab Tiara.
“Mh.., ok.
Tapi kalian harus ganti!” Ujar Rauzan.
“Ganti?
Maksudnya?” Tanya Tiara bingung.
“Mh.., kalian
harus beliin kita satu crazy bird!” Ujar Jimmi.
“Haaa?” Jawab
Tiara dan Iklima kaget.
“Mau gak?
Dari pada kita kasih yang lebih susah??” Tanya Rauzan.
“Iya. Iya
deh, tapi belinya besok ya.. soalnya sekarang uang aku habis..” Kata Iklima.
“Ok, yang
penting besok dua crazy bird ada di meja aku..” Tegas Rauzan.
“Okeee..”
Jawab Tiara. Langsung aku dan Nida tertawa, gara-gara tidak sengaja, eh, malah
jadinya keluar duit..
Kenangan Kelas 4 Mekkah SDIT Al Ashr, 23 peserta didik..
hmm yg lain kemana ya..
Gak lama dari
kejadian lucu itu, ada kejadian yang sedikit sedih yang di alami kita berempat
dan temanku satu lagi, namanya Lintang, begini ceritanya.
Waktu itu
kita berempat kedatangan teman baru, namanya Lintang, awalnya sih kita berempat
gak terlalu deket sama Lintang tapi lama-kelamaan kita berempat semakin dekat.
Ternyata Lintang itu adalah anak yatim, karena Lintang sudah tidak mempunyai
ibu, ibunya meninggal saat Lintang masih kecil. Mendengar cerita itu, aku,
Tiara, Nida dan Iklima sedih, malah kita berempat hampir nangis.. saking
sedihnya..
Beberapa bulan
kemudian, kita berempat mendapat kabar kalau ayah Lintang dan ayahnya Rizka
masuk rumah sakit, mendengar kabar itu, aku, Nida, Tiara dan Iklima kaget dan
langsung mencari Lintang dan Rizka.
“Rizka,
Lintang!” ujar kami berempat.
“Kenapa?
kalian ngagetin aja deh..” kata Rizka dan Lintang.
“B,bener ayah
kalian masuk rumah sakit?” Tanya Nida.
“Iya.., aku
sedih deh..” jawab Rizka dan Lintang.
“Jangan sedih
ya.., ayah kalian pasti sembuh.. pasti!” ujar kita berempat dengan semangat.
“Pasti kok,
makasih ya, udah kasih semangat.. terima kasih…” Jawab Rizka dan Lintang.
Beberapa hari
kemudian kita berempat mendapat kabar lagi kalau ayah Rizka sudah keluar dari
rumah sakit, seperti waktu itu, kita langsung mencari Rizka dan Lintang.
“Rizka, ayah
kamu sudah keluar dari rumah sakit?” Tanya Nida.
“Alhamdulillah
udah..” Jawab Rizka.
“Alhamdulillah..,
mh,, kalo ayahnya Lintang bagaimana? Udah keluar dari rumah sakit belom?” Tanya
Tiara.
“Ayah aku
belum keluar, doain ya biar cepet keluar dari rumah sakit..” Jawab Lintang.
“Iya kok,
pasti kita doain biar cepat sembuh.. amiinn..” jawab aku, Tiara, Nida dan
Iklima.
Beberapa hari
kemudian, kami berempat tidak mendapat kabar tentang ayah Lintang, hari itu
juga Lintang tidak masuk sekolah, tiba-tiba..
“Nida, Bita,
Tiara, Iklima.., ada kabar buruk..!” Ujar Rizka panic.
“Kenapa?
kenapa?” Tanya Nida penasaran.
“Innalillahi
wa innailaihi roji’un.., ayahnya Lintang meninggal, mengkanya hari ini Lintang
gak masuk..” Jelas Rizka dengan nada yang sedih.
“Innalillahi..,
kasian ya Lintang.. besok kalo Lintang masuk kita hibur dia yuk.., biar Lintang
gak sedih..” Ujar Tiara.
“Iya ya..,
Lintang kasian ya.. berarti Lintang..” Ujar Iklima.
“Astagfirullah..,
kasian sekali Lintang.., berarti sekarang Lintang anak yatim piatu.., aku ikut
sedih nih..” Lanjutku.
Semua teman
di kelasku, hari itu juga semuanya memikirkan Lintang, kecuali anak laki-laki.
Keesokan harinya,
“Lintang..”
sambut Kami berempat.
“Hai, maaf ya
kemarin aku gak masuk sekolah soalnya..” kata Lintang.
“Kita tau
kok, kita ngomong di kelas aja yuk..” lanjut Nida. Di kelas,
“Sabar ya
Lin, kita tau kok kamu sedih banget, tapi kamu harus tetap sabar ya..” Ujar
Tiara.
“Makasih ya
ti, aku sekarang emang lagi sedih, gara-gara kemarin ayahku meninggal. Tapi
kgak tau kenapa kalau ada kalian sedih aku berkurang..” Ujar Lintang.
“Tenang aja
Lintang, kita akan menghibur kamu teru sampai sedih kamu hilang!!” Ujar kita
berempat dengan semangat. Setelah kejadian sedih itu, aku, Nida, Tiara, Iklima
dapat pelajaran baru untuk lebih ikhlas dan lebih sabar..
Itu adalah
beberapa kejadian di masa-masa kelas empat aku dan tiga temanku, sebenarnya
masih banyak.., tapi kalo diceritain semua, nanti gak selesai-selesai, jadi
Cuma dua aja ya.. Terima kasih..
Tsabitah S. A. berpose bersama Asma Nadia (tengah) dan ibunda.
Semoga menjadi penulis seperti Asma Nadia, sang penulis muslimah yang berkarakter ya..